Kota Banjar, 19 Mei 2025 – Dalam rangka menyambut pembukaan Program Beasiswa Kakak Asuh Forsalim (KAF) angkatan ke-13, Yayasan Forsalim Muda Indonesia (YFMI) menggelar serangkaian diskusi bersama pihak SMAN 1 Banjar dan para eks mentor KAF. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program sebelumnya, sekaligus menyusun proyeksi ke depan agar program KAF semakin relevan dan berdampak nyata bagi para penerima manfaat.
Diskusi dengan pihak SMAN 1 Banjar dilakukan secara daring melalui platform Google Meet dan dihadiri oleh Ibu Imas Masripah dan Bapak Andi Eka Putra selaku guru Bimbingan Konseling, serta Bapak Muhib dan Ibu Hj. E. Herliani selaku guru Pendidikan Agama Islam. Dalam pertemuan tersebut, pihak sekolah mengusulkan agar kategori calon beaswan diperluas. Tidak hanya menjangkau siswa-siswi yang berprestasi, namun juga mereka yang berada dalam kategori rentan putus sekolah. Hal ini menjadi perhatian bersama agar program beasiswa tak hanya mendukung akademik, tapi juga menjadi bentuk intervensi sosial yang menyentuh kelompok-kelompok yang lebih membutuhkan. Pihak sekolah menyampaikan apresiasi atas inisiatif YFMI dan menyatakan dukungan penuh terhadap keberlanjutan program Beasiswa KAF.

Pelaksanaan diskusi secara daring bersama pihak sekolah. (YFMI/Bayu)
Diskusi evaluatif juga dilakukan bersama para eks mentor KAF melalui Google Meet. Dalam forum ini, para mantan mentor berbagi pengalaman mereka selama menjalankan peran sebagai pembimbing beaswan. Beberapa tantangan yang disoroti adalah adanya peralihan generasi; Gen Z yang menjadi target program saat ini memiliki karakteristik yang lebih dinamis dan memerlukan pendekatan yang lebih adaptif. Namun di sisi lain, kekuatan program KAF terletak pada solidnya jaringan alumni Forsalim yang tetap terlibat dan saling menguatkan. Sebagai bentuk pengembangan, para mentor menyarankan agar ke depannya ada program khusus persiapan bagi calon mentor baru. Hal ini diharapkan mampu menyamakan persepsi dan orientasi terhadap program, sehingga kualitas pendampingan semakin terjaga.

Diskusi daring bersama Dewan Yayasan dan eks Mentor Beasiswa KAF. (YFMI/Bayu)
Melalui masukan dari berbagai pihak, YFMI kini tengah menyusun langkah strategis untuk pelaksanaan Beasiswa KAF 13 agar lebih adaptif terhadap kebutuhan zaman, namun tetap berakar pada nilai-nilai pembinaan karakter Islami. Para eks mentor berharap, program ini bisa terus tumbuh menjadi salah satu wadah kaderisasi pelajar yang tak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter rabbani yang kuat, khususnya bagi siswa-siswi SMAN 1 Banjar. Kegiatan diskusi ini menjadi langkah awal yang penting dalam memantapkan arah Beasiswa KAF 13. YFMI meyakini bahwa kolaborasi lintas pihak—antara sekolah, mentor, dan yayasan—merupakan kunci keberhasilan dalam mencetak generasi muda yang berilmu, berakhlak, dan memiliki kepedulian sosial. “Kami sangat terbantu dengan masukan dari sekolah dan para mentor sebelumnya. Semoga KAF 13 menjadi momentum untuk memperluas manfaat dan mencetak lebih banyak pelajar yang siap menjadi pemimpin masa depan,” ujar Reforman Tyasto Yudhoyono, pengurus Beasiswa KAF 13.